Friday, December 15, 2006

Cerita seorang Teman

Seorang teman menceritakan kisah cintanya kepada saya. Dia bercerita bahwa dia baru saja putus dengan pacarnya dan dia masih bersedih hati karena semua itu. Teman saya ini seorang laki-laki. Saya bersyukur, di dunia ini masih ada saja seorang laki-laki yang masih saja memikirkan ttg pacarnya. Sebelum dia menceritakan semua ini pada saya, mungkin pikiran saya sungguh picik terhadap kaum Adam, karena saya pikir semua laki-laki pasti tak kan larut dalam kesedihan ketika ia harus mengakhiri hubungannya dengan orang yang ia cintai. Tapi untung saja, karena cerita teman saya tadi, saya jadi sedikit berubah terhadap pikiran saya terhadap laki-laki. Ternyata, laki-laki masih ada laki-laki yang punya perasaan sensitif ttg wanita J
Saya pikir, berani jatuh cinta berani sakit hati karena saya tahu dimana ada pertemuan pasti juga akan berakhir dengan perpisahan. Ntah apa yang menyebabkan setiap perpisahan itu terjadi. Saya juga menerapkan semua itu dalam-dalam pada hati dan pikiran saya. Karena walaupun saya perempuan saya tak ingin terlalu larut dalam kesedihan untuk hubungan yang harus berakhir walaupun dulu saya pernah begitu tersiksa dengan sakit yang mendalam karena harus berpisah denga orang yang saya cintai, dengan cara yang cukup aneh. Ah,…tapi semua itu hanyalah masa lalu yang hanya akan menjadi kenangan.
Masalah teman saya ini, menurut saya cukup wajar bagi orang yang baru putus cinta. Yang kebetulan pacar dia yang memutuskan hubungan itu. Jadi, perasaan teman saya ini saya yakin dia adalah orang yang disakiti. Teman saya mengatakan bahwa dia belum bisa melupakan mantan pacarnya itu, setiap saat bayang-bayangnya selalu hadir dalam ingatannya. Tapi, ketika saya tanya apakah dia punya niat untuk kembali pada mantan pacarnya itu, dia mengatakan dia tidak akan pernah kembali lagi.
Nah,…lepas dari semua perasaan sakitnya itu. Saya bingung, kenapa dia harus memikirkan mantan pacarnya itu kalau dia tidak punya keinginan untuk kembali lagi pada mantan pacarnya. Kenapa dia harus larut bersedih dengan perempuan seperti itu (mantan pacar teman saya, -red) kalau masih kurang dari 1 minggu, mantan pacar teman saya itu telah menerima cinta dari laki-laki lain. Satu hal yang saya sarankan pada teman saya itu,..lupakan dia dengan cara mengingat kembali semua perilaku buruk mantan pacarnya, sehingga hati dan pikirannya membuat dia tak ingin kembali lagi pada mantan pacarnya. Yah, semoga saja teman saya ini bisa melupakan mantan pacarnya.
Ya itulah cinta, harus berakhir dengan luka. Luka yang membutuhkan waktu yang lama untuk bisa sembuh. Tapi terkadang luka itu bisa sembuh walaupun meninggalkan bekas luka. Dan saya yakin, bekas tersebut akan membuat semua orang pasti berhati2 untuk jatuh cinta lagi. Seperti saya, teman saya itu, dan pasti semua orang yang pernah merasa sakit karena cinta.
Oh iya, satu hal yang belum saya katakan sebelumnya. Teman saya yang saya ceritakan diatas tadi, adalah mantan pacar saya L. Sejak putus dengan dia (kurang lebih 1 tahun lalu) baru beberapa bulan ini saya mulai dekat dengannya, walaupun hanya sebatas teman. Tapi walau bagaimana pun berteman dengan mantan pacar harus mempunya kesabaran ekstra dan ikhlas…karena perasaan saya masih ada untuk dia. Tapi saya tak kan memikirkan untuk mempunyai hubungan yang khusus dengan dia seperti dulu lagi. Semoga dia mendapatkan wanita yang terbaik untuk dirinya. Amiin.

No comments: